gue mau cerita - sok sejarahwan

semua pada tau Tangkuban Perahu kan ?
Tangkuban Perahu sebenarnya gunung berapi. di namakan begitu karena bentuknya yang menyerupai perahu terbalik.
omong-omong tentang Tangkuban Perahu, ada legenda menarik nih, coy. sumpah, sungguh sangat memesona. nggak percaya? buktikan sendiri.

Zaman dahulu, dulu banget, gue yakin lo-lo belum pada lahir. nenek sama kakek moyang gue aja katanya baru pedekate, belum sempat jadian. ada sepasang suami-istri yang saling mencintai.mereka memiliki putra bernama Sangkurian ding nama anaknya. oke, lanjut. karena berbagai alasan, sang suami nggak bisa memperlihatkan wujud aslinya. jelek kali tuh suaminya, jadi sang suami beralih rupa menjadi anjing. jangan tanya anjingnya dari ras mana, soalnya di sini juga nggak disebutin anjing herder atau anjing doberman. yang jelas anjing aja.
Sangkuriang ternyata sangat mencintai anjing itu, tapi gak sampe di jadikan pacar sih. lantas doi ngasih nama tu anjing Tumang.
suatu hari, Dayang Sumbi, yang nggak lain Ibu Sangkuriang, ingin memakan hati rusa. Tau kan rusa? dia meminta anaknya berburu rusa ke dalam hutan. maklum aja, zaman dulu emang belum ada resto bule yang menyediakan daging rasa panggang. Sangkuriangpun berusaha keras mencari rusa. namun sayang, sampai menjelang malam pun tak seekor rusa yang didapatkan. ada kucing tapi ibunya pasti gak mau. (Eh, yang ini cuman ngarang ding)
takut mengecewakan hati sang ibunda tersayang lantaran nggak bisa mendapatkan yang ibunya inginkan, Sangkuriang memutuskan membunuh si Tumang - anjing yang tidak lain jelmaan bokapnya itu - lalu mengambil hatinya. Dia mempersembahkan hati anjing itu kepada Dayang Sumbi.
namun setelah mencicipinya, Dayang Sumbi pun sadar bahwa hati yang diberikan anaknya adalah hati si Tumang, bukan hati rusa (pantes rasany agak beda, gitu kali ya pikir Dayang Sumbi waktu itu).
karena murka mengetahui suaminya dibunuh sang anak, Dayang Sambi pun memukul Sangkuriang hingga jatuh tersungkur ke tanah. kening Sangkuriang terluka, darahnya bercucuran membasahi tanah. Dayang Sumbi yang sudah gelap mata menghusir darah dagingnya sendiri untuk selama-lamanya.
detik berganti menit, hari berganti minggu, bulan pun berganti tahun. semuanya berlalu dan Sangkuriang tumbuh menjadi pemuda yang gagah dan tampan. kemudia dia pun bertemu Dayang Sumbi, ibunya yang tidak dikenalinya lagi karena masih tetap cantik jelita dan belia. mereka berdua saling jatuh cinta, sampai akhirnya Dayang Sumbi menemukan bekas luka di kening Sangkuriang.
yakin Sangkuriang adalah anaknya yang pernah diusirnya dulu, Dayang Sumbi pun menolak lamaran pemuda rupawan itu, karena Sangkuriang terus berkeras untuk menikahinya - sudah kebelet , dayang Sumbi akhirnya menetapkan perahu raksasa yang harus selesai dalam satu malam. alhasil, Sangkuriang pun bekerja seperti dikejar deadline pas menyelesaikan perahunya.
namun, di luar perkiraan Dayang Sumbi, Sangkuriang pun melakukannya. perahu itu hampir selesai saat pagi masih jauh dari waktunya. Dayang Sumbi lantas memutar otak . bagaimanapun dia nggak bisa menikah dengan darah dagingnya sendiri. Dayang Sumbi bergegas membangunkan para ayam jantan agar berkokok sebelum waktunya. apes banget tuh ayam, lagi molor enak-enak dibangunin.
kesal karena merasa dirinya gagal dan tidak dapat mewujudkan ambisinya untuk menikahi sang bidadari pujaan, Sangkuriang menendang  perahu yang sedang dibuatnya sekuat-kuatnya. kira-kira seperti tendangan pisang, tendangan bebas David Beckham waktu ngambil freekick. perahu itu kemudian terbalik, jatuh menelungkup, dan berubah menjadi gunung.
nah, anak-anak demikianlah pelajaran sejarah tentang Gunung tangkuban Perahu yang bisa Ibu berikan. apa semua sudah mengertiiiii?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gloomy Sunday, Lagu Pembawa Kematian

Gloomy Sunday